"Apa dosa terbesar orang-orang baik?"
"Apa?"
Saya menjungkit bahu. "Entah."
"Saya ingat awak tahu," balas rakan saya, mengeluh.
Saya diam.
Jauh di sudut hati, saya tahu jawapannya.
Dosa yang terlihat sepele itu, tempiasnya lebih dahsyat daripada tsunami yang merubah pesisir pantai.
Malah, saya sedar, saya juga pendosa tersebut.
Namun, satu keyakinan yang masih bersisa - rahmat Tuhan itu lebih luas.
Benar, Tuhan Yang Maha Esa sangat unik sentuhannya.
Digerakkan hati untuk membaca sebuah novel 400 halaman.
Novel yang saya kira, sangat memberi impak.
Sehingga seorang bisa berkata, "Saya tidak mahu lagi bergelumang dalam dosa orang-orang baik."
Lalu, tahukah kita apa dosa tersebut?
Mudah, hanya dua kata.
Tidak peduli.
----
"Selalulah menjadi anak muda yang peduli, memilih jalan suci penuh kemuliaan. Kau akan menjalani kehidupan ini penuh dengan kehormatan. Kehormatan seorang petarung." -Tere Liye, Negeri di Ujung Tanduk.
No comments:
Post a Comment